KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
Shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju jaman yang bertabur ilmu pengetahuan seperti sekarang ini,
sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini.
Dalam penulisan karya tulis ini
penulis sangat menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dikarenakan
terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki maka penulis menerima kritik
dan saran secara terbuka. Khususnya para pembaca untuk membantu dalam
kesempurnaan karya tulis ini.
Dan mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi
para pembaca sekalian.
Penulis
Zainatul Mukaramah
DAFTAR
ISI
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Tujuan
C. Metode
Penulisan
BAB
II MISTERI HIDUP
A. Wujud
yang senantiasa berjalan
B. Jiwa
Manusia
C. Kekeliruan
Tentang Manusia
D. Memaknai
Kesia-siaan
BAB
III ISLAM SEBAGAI PRINSIP HIDUP
A. Keyakinan
Hidup
B. Bekal
Hidup
C. Mengapa
Harus Beragama Islam?
D. Transformasi
Identitas
1. Menyadari
2. Mengganti
3. Menginstropeksi
BAB
IV MEMAHAMI PERJUANGAN HIDUP
A. Antara
Idealisme dan Realitas
B. Kesulitan
Selalu Ada
C. Sumber
Masalah
D. Tips
Mengatasi Masalah
BAB
V HIDUP DENGAN
KEINGINAN-KEINGINAN
A. Menelusuri
Makna Keinginan
B. Dua
Kebodohan Dalam Hidup
1. Kebodohan
Tentang Hakikat Agama
2. Kebodohan
Tentang Hakikat Kenikmatan
C. Keinginan
Berbuah Keresahan
1. Hilangnya
Ketentraman Hidup
2. Emosi
yang Bergejolak
3. Ketentraman
Sejati
BAB
VI INILAH HIDUP
A. Kesuksesan
Adalah Harapan
B. Membuat
Hari Esok Lebih Baik
C. Utamakan
Prestasi, Bukan Prestise
D. Inilah
Hidup
E. Orang
yang Bertaubat Dicintai Allah
BAB
VII PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Kebanyakan
masyarakat di dunia ini yang beragama Islam hanyalah sebatas Islam KTP dan
mereka tidak mengetahui mengapa mereka beragama Islam, maka penulis ingin
melihat bahwa orang yang beragama Islam tidak hanya Islam KTP dan mereka
mengetahui mengapa mereka beragama Islam.
B. TUJUAN
Adapun tujuan di tulis karya ini,
agar manusia di dunia ini memiliki prinsip-prinsip hidup menurut ajaran Islam.
C. METODE
PENULISAN
Dalam penulisan karya tulis ini
penulis menggunakan metodeologi Study Liberature (kepespustakaan).
BAB
II
MISTERI
HIDUP
A. WUJUD
YANG SENANTIASA BERJALAN
Memang hidup ini penuh dengan
misteri. Bahakan kita tidak tahu persis mengapa kita bisa bernafas, berkedip,
berbicara, melihat, dsb. Namun ada saatnya kita tidak bisa lagi bernafas,
berkedip, berbicara, melihat ds, yaitu ketika kemampuan itu semua diambil oleh
pemiliknya (Allah SWT). Tak ada satupun makhluk yang sanggup menghentikan
rihlatul wujud ini, bermula dari alam dzuriat hingga alam akhirat. Kita
berangkat dari alam yang kita tidak tahu, tiba-tiba hidup di dunia ini, lalu
menuju alam yang abadi yang juga hakikatnya diri kita sendiri belum tahu.
Artinya hidup adalah sebuah perjalanan hidup kita. Kita yakin bahwa ada yang
menggerakkan wujud kita, detik demi detik menuju kehendak-Nya.
B. JIWA
MANUSIA
Jiwa merupakan suatu yang dapat
memberikan kecakapan seorang manusia untuk mengoreksi dirinya sendiri. Namun
nampaknya manusia itu tidak henti-hentinya untuk mencari hakikat ruh itu,
walaupun apa yang di perolehnya nanti amat sedikit. Gagalnya usaha yang
dilakukan oleh bapak ilmu jiwa Wilhem Wundt yang telah membuka labotarium untuk
menyingkapkan rahasia jiwa manusia di universitas Leipzig, Jerman pada tahun
1879, karena dengan penuh keyakinannya ia beranggapan bahwa ilmu jiwa dan
khususnya jiwa manusia dapat diselidiki. Jiwalah yang menjadi sumber
pengetahuan manusia. Manusia hidup dalam suasana yang tekah diorganisir dengan
baik.
C. KEKELIRUAN
TENTANG MANUSIA
Teori psikologi barat, terdapat
banyak kekeliruan, terutama mengenai penciptaan alam semesta dan manusia.
1. Psikologi
barat berasumsi bahwa alam semesta secara keseluruhan bersifat materi, tanpa
makna dan tujuan.
2. Psikologi
barat berasumsi bahwa manusia tidak lebih dari tubuh, dan pikiran berkembang
dari saraf tubuh.
3. Dalam
psikologi barat, penggambaran sifat manusia terpusat pada keterbatasan manusia,
baik pada perilaku yang melahirkan kebaikan-kebaikan lahiriah, juga pada
sifat-sifat dasar manusia.
4. Menurut
psikologi barat, puncak kesadaran kita adalah kesadaran rasional. Sementara
rasionalitas manusia memiliki keterbatasan
5. Psikologi
barat menjalani bahwa harga diri dan perasaan yang kuat akan jati diri ego
adalah penting dan hilangnya identitas adalah penyakit.
6. Psikologi
barat mengasumsi bahwa kepribadian adalah struktur yang relatif utuh.
7. Psikologi
barat menempatkan nalar logika sebagai puncak keahlian manusia dan jalan untuk
memperoleh pengetahuan dan kearifan.
8. Psikologi
barat menyakini bahwa hampir seluruh pengetahuan penting hanya dapat
disampaikan melalui kalimat-kalimat rasional yang ditata secara logis.
9. Bagi
psikologi barat, iman hanyalah keyakinan tentang sesuatu yang tidak riil atau
sebuah ide yang tidak memiliki bukti kuat.
D. MEMAKNAI
KESIA-SIAAN
Usia kita dijatah amat terbatas.
Semakain hari usia kita bukannya bertambah panjang tapi bertambah pendek menuju
kubur. Rata-rata usia umat Rasulullah SAW antara enam puluh tahun sampai tujuh
puluh tahun. Abu Hurairah menceritakan hadits berikut, bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda : “Jika usia manusia adalah mencapai enam puluh tahun belum taubat dan
Allah sudah menetapkan batas kematiannya, maka hal itu merupakan pertanda
buruk, di mana ampunan Allah sudah tertutup baginya”. Yang menjadi penekanan
bukan batas usia yang merupakan tertutupnya pintu taubat, tetapi ajalnya.
BAB
III
ISLAM
SEBAGAI PRINSIP HIDUP
A. KEYAKINAN
HIDUP
Setiap orang memiliki suatu akidah,
keyakinan atapun idiologi. Meskipun sesat dan menyimpang, dia tetap akan
mengibarkan benderanya dan berjuang untuk mempertahankan keyakinannya. Orang
seperti itu akan selalu mempergunakan keputusan yang pasti, melaksanakannya dan
berkorban untuk kepentingannya. Orang-orang yang plin-plan tidak akan mampu
membatasi mana yang pantas dan mana yang tidak. Orang yang tidak mempunyai
idiologi sebagai keyakinan hidupnya, tidak mampu menghadapi berbagai problem.
Ukuran tujuan disini bukan sekedar tujuan yang umum yang menyamakan antara
orang yang telah berusaha dengan orang yang belum berusaha. Tapi ukuran tujuan
di sini adalah yang bisa membedakan antara yang benar dan salah. Sasarannya
adalah keridhaan Allah dan beribadah kepadanya.
B. BEKAL HIDUP
Untuk mencapai
hasil yang optimal, mungkin tidak cukup satu atau dua kali di dalam memberikan
pembekalan kepada orang yang hendak melaksanakan tugas, baik perorangan ataupun
kelompok. Kalau kita mau berfikir dan senantiasa berfikir, sesungguhnya hidup
dan kehidupan nanti lebih dhsyat dan bergejolak dari pada sebuah resepsi
pernikahan. Oleh karena itu, di perlukan bekal yang optimal untuk
menghadapinya. Takwa dalam hal ini adalah kesadaran dan pemahaman tinggi yang
utuh bahwa hidup merupakan sebelah perjalanan panjang menuju kehidupan
selanjutnya.
C. MENGAPA HARUS BERAGAMA ISLAM
Untuk memberikan
pengertian yang memuaskan tentang agama tidaklah mudah. Ada yang memandangnya
sebagai intuisi yang diwahyukan Allah kepada orang yang dipilihnya sebagai
Rasul dengan ketentuan-ketentuan yang telah pasti. Ada yang memandang agama
sebagai kebudayaan. Menurut bahasa sansekerta agama adalah “tegas” berarti
“tidak kacau” artinya bahwa agama dalah tuntunan hidup yang dapat membebaskan
manusia dari rasa takut dan kekacauan atau chaos yang dihadapi manusia selama
hidupnya bahkan menjelang matinya, yakni susah dan takut.
D. TRANSFORMASI IDENTITAS
Transformasi
identitas adalah proses dimana seseorang aktif memperoleh citra dari yang baru,
hubungan-hubungan baru dengan orang-orang lain, dan ikatan-ikatan baru dengan
tatanan sosial. Transformasi identitas itu ditandai dengan berbagai titik balik
seperti: kekagetan, kegelisahan, tekanan, keheranan, penyesalan, juga kebutuhan
untuk menampilkan diri yang baru.
Langkah-langkah untuk
menjalankan tranformasi kesadaran adalah:
1. Menyadari
Orang akan tetap
mempertahankan diri meskipun salah, jika dirinya tidak sadar. Kesalahan itu
memang benar-benar salah
2. Mengganti
Apa yang telah kita
sadari untuk di ubah itulah yang harus kita ganti. Teknik lain adalah dengan
cara challenging (menantang) bahwa kita melawan bentuk keyakinan, pemikiran,
dan perasaan yang kita yakini salah. Teknik lain lagi adalah membuat affirmasi
secara berulang-ulang.
3. Mengintrospeksi
untuk mendeteksi sejauh
mana stabilitas tranformasi telah berlangsung, maka kita membutuhkan
introspeksi. Di sini yang kita lakukan adalah membuat penilaian apa yang sudah
diraih dan apalagi yang perlu dilakukan
BAB
IV
MEMAHAMI
PERJUANGAN HIDUP
A. ANTARA IDEALISME DAN REALITAS
“Maksud hati
memeluk gunung apa daya tangan tak sampai”, ungkapan di atas merupakan gambaran
bahwa tidak setiap yang kita harapkan akan terlaksana meskipun berbagai cara
sudah ditempuh. Sehebat apapun usaha yang ditempuh pada akhirnya hanya Allah
yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu usaha. Kekuatan akan berkurang
sering bertambahnya usia, kecuali hati akan tetap muda dan kuat, khususnya
dalam hal mencintai dunia dan menginginkan umur panjang.
B. KESULITAN SELALU ADA
Setiap manusia,
baik individu maupun kelompok. Pada dasrnya di hadapkan pada berbagai kesulitan
dan hambatan. Kesulitan itu ada yang berat ada yang ringan, ada yang bisa di
pecahkan oleh diri kita sendiri dan ada kalanya kesulitan itu tidak bisa kita
pecahkan kesulitan apapun memang ada jalan keluarnya, asalkan kita mau berusaha
untuk memecahkan.
C. SUMBER MASALAH
Diantara sumber
masalah itu adalah diri kita sendiri (intern) dan lingkungan di luar diri kita
(ekstern). Faktor diri kita sendiri yaitu kesulitan yang datang dari dalam kita
sendiri. Sedangkan kesulitan yang datang dari luar yaitu, segala hambatan yang
timbul dari luar kita sendiri.
D. TIPS MENGATASI MASALAH
Ada 5 cara untuk
mengatasi masalah :
1.
Teliti terlebih
dahulu apa penyebab masalah itu.
2.
Setelah masalahya
jelas carilah data atau informasi
3.
Setelah datanya
lengkap, tentukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah itu.
4.
Hadapi kesulitan
itu dengan sabar.
5.
Berusaha sekuat
tenaga memecahkan masalah itu, diiringi dengan do’a kepada Allah SWT.
BAB V
HIDUP DENGAN KEINGINAN-KEINGINAN
A.
MENELUSURI MAKNA
KEINGINAN
Keinginan
manusia atau implusi, pada hakikatnya hanyalah merupakan sebuah implusi saja.
Implusi adalah keinginan-keinginan pribadi, dan itu hanya satu. Schapenhauer
beranggapan bahwa binatang sama dengan manusia. Binatang dan manusia sama-sama
memiliki satu keinginan, yakni keinginan untuk hidup. Menurut Plato, keinginan
untuk hidup itu tidaklah cukup memberi kepuasan kepada manusia, karena hidup
itu untuk sesuatu atau untuk berbuat sesuatu. Menurutnya, implusi yang terdalam
yang ada pada manusia ialah sifat “memiliki dan menjalankan kekuasaan”. Plato
mengusulkan untuk mengganti rumusan “keinginan untuk hidup” itu menjadi lebih
riil. Sayangnya, dalam memberikan keterangan lebih lanjut ia kurang dapat
memberi argumen yang sempurna
B.
DUA
KEBODOHAN
DALAM HIDUP
1.
Kebodohan
Tentang Hakikat Agama
Ada hamba Allah yang
meninggalkan kewajiban-kewajiban kepada Allah SWT. Karena berbagai sebab,
diantaranya karena ia tidak mengetahui kewajiban itu. Namun ada hamba yang
meninggalkan kewajiban-kewajiban kepada Allah, padahal ia mengetahuinya mereka
tidak merasa berdosa telah meninggalkan kewajiban-kewajiban itu.
2.
Kebodohan
Tentang Hakikat
Sifat orang yang
mendapat pertolongan dan bimbingan dari Allah adalah apabila mereka mendapat
sesuatu yang disenanginya, akan memuji Allah.
C.
KEINGINAN
BERBUAH KERESAHAN
1.
Hilangnya
Keterangan Hidup
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang seharusnya lebih membahagiakan kehidupan,
justru malahan membawa berbagai tekanan kejiwaan dan menambah keresahan hidup.
Tidak mengherankan kalau makin banyak orang yang merasa bosan dengan kehidupan
modern yang penuh keresahan itu. Banyak orang-orang penting yang lari kehidupan
mewah di kota-kota besar, pergi jauh menyendiri, rela meninggalkan segala
kemewahan hidup dan segala pertimbangan ciri rasional untuk memperoleh
ketenangan batin.
2.
Emosi yang
Bergejolak
Seorang ahli
merumuskan: orang yang sepanjang hari menaruh dendam dan membenci orang lain,
ia selalu di bebani oleh tekanan kejiwaan yang sangat berat, yang membuta
dirinya menjadi letih, kalut dan risau.
3.
Ketentraman Abadi
Semua manusia yang hidup di muka bumi
ini mencari jalan untuk memperoleh kebahagiaan hakiki. Sebagian mencari
kebahagiaan melalui gaya hidup yang mewah, sebagian melalui pekerjaan yang
bergengsi, perkawinan yang indahtu telah, bedah plastik dan gelar akademis.
Namun, jika tujuan itu telah tercapai, semua kebahagiaan itu hanyalah bersifat
sementara.
BAB
VI
INILAH
HIDUP
A. KESUKSESAN
ADALAH HARAPAN
Sukses selalu diidam-idamkan semua
orang. Tetapi yang harus digaris bawahi, bukan kesuksesan yang tertuju pada
pencapaian materi saja. Ada satu keberhasilan yang tidak akan mengalami
kemunduran, yaitu disaat Allah memberikan anugrah terbesarnya kepada
orang-orang yang bertakwa, dengan kesenangan dan kebahagiaan yang terbatas.
B. MEMBUAT
HARI BESOK LEBIH BAIK Prinsip dasar menuju hari esok
lebih baik yakni bekerja di dunia sebagai upaya untuk mengumpulkan bekal menuju
kehidupan akhirat yang diridhai Allah SWT.
C. UTAMAKAN
PRESTASI BUKAN PRESTISE
Islam adalah agama yang agung
menganut nilai persamaan sesama manusia. Standar ketinggian derajat manusia
dalam Islam ditentukan oleh ketakwaan kepada Allah berdasarkan iman (kerja)
shalehnya.
D. INILAH
HIDUP
Manusia hidup di dunia ini untuk
mencari ridha Allah tidak seorangpun yang tidak membutuhkan keridhaan Allah
semua makhluk hidup tidak ada yang lepas dari ketentuan-Nya. Jiwa, raga, dan
rasa semua bergerak sesuai dengan kehendak-Nya.
E. ORANG
YANG BERTAUBAT DICINTAI ALLAH
Setiap orang yang bertaubat kepada
Allah kesalahan itu akan dimaafkan oleh Allah SWT. Taubat akan membersihkan
jiwa seseorang, menyinari hatinya, memperbaharui akhlaknya, menyucikan kekayaan
dan seluruh aspek kehidupannya yang keruh. Allah mencintai orang-orang yang bertaubat
dan tidak ada artinya seluruh (kekayaan) dunia bila tetap dalam lumpur dosa.
Taubat terdiri dari 6 bagian :
1. Menyesali
perbuatan masa lalu
2. Bertekad
untuk menghentikan perbuatan dosa di masa datang
3. Mengembalikan
hak-hak manusia kepada yang berhak
4. Melaksanakan
kewajiban-kewajiban yang tertinggal
5. Kehilangan
seluruh berat badan yang diperoleh selama periode melakukan dosa-dosa
6. Menyiapkan
tubuh untuk menghadapi kesulitan-kesulitan ibadah, dan mohon ampunan Allah
BAB
VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai umat yang beragama Islam
kita harus mempunyai prinsip-prinsip dan kewajiban-kewajiban yang sudah kita
ketahui maka jangan di tinggalkan. Allah akan memaafkan bagi orang-orang yang
bertaubat dengan sepebuh hati.
DAFTAR
PUSTAKA
Permana,
M Syahria. Hidup Bukan Sandiwara.
2004. Pustaka Ulumuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar